Rabu, 04 Maret 2015

فِعْل اْلأمْر FI'IL AMAR

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Sistem Hidrolik” tepat pada waktunya.
Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada teladan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat dan semoga kita tetap menjadi pengikutnya hingga akhir zaman.
Dalam kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini

Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi perbaikan penulisan Makalah selanjutnya.
Akhirnya kami berharap semoga Makalah ini berguna khususnya bagi kami dan bagi pembaca pada umumnya.


Lemahabang, Juni 2014


Penyusun


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kita kaum muslim memaklumi, bahwa bahasa arab adalah bahasa Al-qur’an. Setiap orang muslim yang bermaksud menyelami ajaran Islam yang sebenarnya dan lebih mendalam, tiada jalan lain kecuali harus mampu menggali dari sumber asalnya, yaitu Qur’an dan Hadist.
Oleh karena itu, menurut kaidah hukum Islam, mengerti akan ilmu Nahwu bagi mereka yang akan memahami Al-qur’an Hukumnya Fardhu’ain.
Di dalam behasa arab sendiri terdapat kata kerja atau kata perintah, di dalam Ilmu nahwu sendiri kata kerja atau perintah ini disebut dengan Fi’il Amar. Maklah ini akan mengupas tentang apa itu Fi’il Amar dan bagaimana kaidah-kaidahnya.

B. RUMUSAN MASALAH
Makalah ini memiliki beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Apa itu fi’il Amar?
2. Bagaimana cara membentuk fi’il Amar?
3. Apa ciri-ciri fi’il Amar?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujan dari penulisan Makalah ini adalah:
1.     Untuk mengetahui apa itu fi’il Amar
2.    Untuk mengetahui kaidah-kaidah dan penerapannya
3.    Bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari














BAB II
PEMBAHASAN
فِعْل اْلأمْر
FI'IL AMAR (Kata Kerja Perintah)

Fi'il Amar atau Kata Kerja Perintah adalah fi'il yang berisi pekerjaan yang dikehendaki oleh Mutakallim (pembicara) sebagai orang yang memerintah agar dilakukan oleh Mukhathab (lawan bicara) sebagai orang yang diperintah.
Perlu diingat bahwa yang menjadi Fa'il (Pelaku) dari Fi'il Amar (Kata Kerja Perintah) adalah DhamirMukhathab (lawan bicara) atau "orang kedua" sebagai orang yang diperintah untuk melakukan pekerjaantersebut. Dhamir Mukhathab terdiri dari: أَنْتُنَّ - أَنْتُمْ - أَنْتُمَا - أَنْتِ - أَنْتَ .
Fa'il
Fi'il Amar
Tarjamah
أَنْتَ
اِفْعَلْ
= (engkau -lk) kerjakanlah!
أَنْتِ
اِفْعَلِيْ
= (engkau -pr) kerjakanlah!
أَنْتُمَا
اِفْعَلاَ
= (kamu berdua) kerjakanlah!
أَنْتُمْ
اِفْعَلُوْا
= (kalian -lk) kerjakanlah!
أَنْتُنَّ
اِفْعَلْنَ
= (kalian -pr) kerjakanlah!
Contoh dalam kalimat: dari fi'il عَمِلَ (= beramal, bekerja) menjadi Fi'il Amar:
اِعْمَلْ لآِخِرَتِكَ
= bekerjalah untuk akhiratmu (lk)
اِعْمَلِيْ لآِخِرَتِكِ
= bekerjalah untuk akhiratmu (pr)
اِعْمَلاَ لآِخِرَتِكُمَا
= bekerjalah untuk akhirat kamu berdua
اِعْمَلُوْا لآِخِرَتِكُمْ
= bekerjalah untuk akhirat kalian (lk)
اِعْمَلْنَ لآِخِرَتِكُنَّ
= bekerjalah untuk akhirat kalian (pr)

Dari fi'il أَقَامَ (=mendirikan) menjadi Fi'il Amar:
أَقِمْ صَلاَتَكَ
= dirikanlah shalatmu (lk)
أَقِمِيْ صَلاَتَكِ
= dirikanlah shalatmu (pr)
أَقِمَا صَلاَتَكُمَا
= dirikanlah shalat kamu berdua
أَقِيْمُوْا صَلاَتَكُمْ
= dirikanlah shalat kalian (lk)
أَقِمْنَ صَلاَتَكُنَّ
= dirikanlah shalat kalian (pr)
Dari fi'il كَبَّرَ (=membesarkan) menjadi Fi'il Amar:
كَبِّرْ رَبَّكَ
= besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kamu (lk)
كَبِّرِيْ رَبَّكِ
= besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kamu (pr)
كَبِّرَا رَبَّكُمَا
= besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kamu berdua
كَبِّرُوْا رَبَّكُمْ
= besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kalian (lk)
كَبِّرْنَ رَبَّكُنَّ
= besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kalian (pr)
Sebagai catatan, bila huruf akhir yang sukun dari sebuah Fi'il bertemu dengan awalan Alif-Lam dari sebuah Isim Ma'rifah, maka baris sukun dari huruf akhir fi'il tersebut berubah menjadi baris kasrah. Contoh:
الصَّلاَةَ
+
أَقِمْ
=
أَقِمِ الصَّلاَةَ

(=shalat)

(=dirikanlah)

(=dirikanlah shalat)

Carilah contoh-contoh Fi'il Amar dalam ayat-ayat al-Quran dan al-Hadits!
A. Pengertian فِعِلْ الأَمَرْ
فِعِل الأَمَرْ adalah kata kerja yang mengandung perintah dengan tuntutan untuk mendapatkan sesuatu hasil setelah kalimat perintah ungkapan atau fi'il yang berisi pekerjaan yang dikehendaki oleh Mutakallim (pembicara) sebagai orang yang memerintah agar dilakukan oleh Mukhathab (lawan bicara) sebagai orang yang diperintah.
Perlu diingat bahwa yang menjadi Fa'il (Pelaku) dari Fi'il Amar (Kata Kerja Perintah) adalah Dhamir Mukhathab (lawan bicara) atau "orang kedua" sebagai orang yang diperintah untuk melakukan pekerjaan tersebut. Dhamir Mukhathab terdiri dari: 
أَنْتُنَّ -أَنْتُمْ - أَنْتُمَا - أَنْتِ  أَنْتَ ( kamu berdua lk/pr, kamu sekalian lk, kamu sekalian pr, kamu lk, kamu pr) 1
B. Cara membuat فِعِلْ الأَمَرْ
1. TSULA TSIY MUJARROD
Cara membuat 
فِعِلْ الأَمَرْ bagi fi’il yang asli tiga huruf ialah berpedoman kepada fi’il mudhori’nya dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Ya’ mudhori’ dibuang. Bila setelah dibuag ya’nya, hurf pertamanya sukun, maka harus ditambah hamzah washol didepannya. Harokatnya: bila huruf kedua sebelum akhir dlomah, maka harokatnya dlomah.bila huruf kedua sebelum akhirnya fathah atau kasroh maka harokatnya: kasroh (hamzah washol itu, bila ditegah kalimat, maka tidak terbaca)
Contoh:

فَكْتُبْ - أُكْتُبْ - يَكْتُبُ = Tulislah

b) Bila setelah dibuang ya’ mudlora’ahnya, huruf permulaanya , terdiri dari huruf hidup (dlomah atau fathah atau kasroh) maka langsung itulah yang menjadi fi’il amarnya tanpa ada tambahan.
Contoh :
يَقُوْلُ  قُلُ = Katakanlah
c) Apabia setelah dibuang ya mudlora’ahnya itu huruf permulaanya, terdiri dari hamzah sukun, maka boleh mengikuti cara pertama, atau mengikuti cara pertama, atau mengikuti cara kedua dengan membang hamzah sukun itu.

Contoh :
يَأكُلُ  اُأْكُلْ  اَوْكُلْ = Makanlah

2. TSULA TSIY MAZID DAN RUBA’IY
Bagi fi’il tsula tsiy mazid dan ruba’iy, cara membuat fi’il amarnya sama, yaitu dengan memperhatikan fi’ il madhi’ dan fi’il mudhori’nya. Jumlah huruf dan harokat fi’il amar, sama dengan fi’il madhi’nya. Hanya saja huruf kedua sebelum akhir, mengiuti fi’il mudhori’nya. Contoh masing-masing wazan:
a) Wazan af’ala اَفْعَلَ- يُفْعِلُ - اَفْعِلْ
اَرْسَلَ  يُرْسِلُ  اَرْسِلْ = Kirimlah
b) Wazan fa’ala
 فَعِّلْ فَعَلَ  يُفْعِّلُ 
عَلَّمَ  يُعَلِّمُ - عَلِّمْ = Ajarkanlah
c) Wazan fa- ‘ala
 فَاعَلَ  يُفَاعِلُ  فَاعِلْ
قَاتَلَ  يُقَاتِلُ  قَاتِلْ = Perangilah
d) Wazan tafa-‘ala
 تَفَاعَلَ  يَتَفَاعَلُ  تَفَاعَلْ 
تَعَاوَنَ  يَتَعَاوَنُ  تَعَاوَنْ = bertolong- tolonglah
e) Wazan tafa’ala تَفَعَّلَ  يَتَفَّلُ  تَفَعَّلْ 
تَعَلَّمْ  يَتَعَلَّمُ - تَعَلَّمْ = Belajarlah
f) Wazan ifta’ala
 اِفْتَعَلَ  يَفْتَعِلُ  اِفْتِعَلْ 
اِغْتَسَلَ  يَغْتَسِلُ  اِغْتَسِلْ = Mandilah
g) Wazan infa’ala
 اِنْفَعَلَ  يَنْفَعِلُ  اِنْفَعِلْ 
اِنْفَـتَحَ  يَنْفَتِحُ  اِنْفَتِحْ = Terbukalah
h) Wazan Istaf’ala
 اِسْتَفْعَلَ  يَسْتَفْعِلُ  اِسْتَفْعِلْ 
اِسْتَغْفَرَ  يَسْتَغْفِرُ  اِسْتِغْفَرْ = Mohon Ampunlah
(ke delapan wazan diatas merupakan wazan yang sering dipakai)2

C. Contoh
Fa'il
Fi'il Amar
Tarjamah
أَنْتَ
اِفْعَلْ
= (engkau -lk) kerjakanlah!
أَنْتِ
اِفْعَلِيْ
= (engkau -pr) kerjakanlah!
أَنْتُمَا
اِفْعَلاَ
= (kamu berdua) kerjakanlah!
أَنْتُمْ
اِفْعَلُوْا
= (kalian -lk) kerjakanlah!
أَنْتُنَّ
اِفْعَلْنَ
= (kalian -pr) kerjakanlah!

Contoh dalam kalimat: dari fi'il 
عَمِلَ (= beramal, bekerja) menjadi Fi'il Amar:
اِعْمَلْ لآِخِرَتِكَ
= bekerjalah untuk akhiratmu (lk)
اِعْمَلِيْ لآِخِرَتِكِ
= bekerjalah untuk akhiratmu (pr)
اِعْمَلاَ لآِخِرَتِكُمَا
= bekerjalah untuk akhirat kamu berdua
اِعْمَلُوْا لآِخِرَتِكُمْ
= bekerjalah untuk akhirat kalian (lk)
اِعْمَلْنَ لآِخِرَتِكُنَّ
= bekerjalah untuk akhirat kalian (pr)
Dari fi'il 
أَقَامَ (=mendirikan) menjadi Fi'il Amar:
أَقِمْ صَلاَتَكَ
= dirikanlah shalatmu (lk)
أَقِمِيْ صَلاَتَكِ
= dirikanlah shalatmu (pr)
أَقِمَا صَلاَتَكُمَا
= dirikanlah shalat kamu berdua
أَقِيْمُوْا صَلاَتَكُمْ
= dirikanlah shalat kalian (lk)
أَقِمْنَ صَلاَتَكُنَّ
= dirikanlah shalat kalian (pr)
Sebagai catatan, bila huruf akhir yang sukun dari sebuah Fi'il bertemu dengan awalan Alif-Lam dari sebuah Isim Ma'rifah, maka baris sukun dari huruf akhir fi'il tersebut berubah menjadi baris kasrah. Contoh:
الصَّلاَةَ
+
أَقِمْ
=
أَقِمِ الصَّلاَةَ

(=shalat)

(=dirikanlah)

(=dirikanlah shalat)

D. Ciri – Ciri Fi’il Amar

1. Ciri (tanda) fi’il Amar dapat dilihat pada huruf terakhir.
a. Sukun (disukun) bagi huruf shahih selain fi’il Mudha’af
Contoh:
كَتَبَ – يَكْتُبُ – اُكْتُبْ
قَرَأَ – يَقْرَأُ - اِقْرَأْ
جَلَسَ – يَجْلِسُ – اِجْلَسْ
b. Membuang huruf akhirnya, bagi huruf ‘ilat (alif, wawu , dan ya’)
Contoh:
دَعَا – يَدْعُوْ – اُدْعُ
رَأَى – يَرَى – رَ
فَرَّ – يَفِرُّ – فِرُّ

c. Difathah huruf akhirnya bagi yang Mudha’af, yaitu fi’il yang kelihatannya tasydid.
Contoh:
ظَنَّ – يَظُنُّ – ظُنُّ
مَسَّ – يَمَسَّ – مَسَّ
فَرَّ – يَفِرُّ - فِرُّ
2. Fi’il Amar itu bisa menerima nun Taukhid disamping menunjukan perintah itu.
Contoh:
Bersungguh-sungguhlah engkau belajar 
اِجْتَهِدَنَّ فىِ الْمَطَالَعَةِ
Sungguh, diamlah kamu semua!3 
اُسْكُتُنَّ

3. Hendaklah menunjukan permintaan.
4. Dapat dimasuki atau menerima ya’ mukhotobah.
5. Mengikuti wazan yang digunakan


Perlu diingat bahwa yang menjadi Fa'il (Pelaku) dari Fi'il Amar (Kata Kerja Perintah) adalah Dhamir Mukhathab (lawan bicara) atau "orang kedua" sebagai orang yang diperintah untuk melakukan pekerjaan tersebut. Dhamir Mukhathab terdiri dari:
 
أَنْتُنَّ - أَنْتُمْ - أَنْتُمَا - أَنْتِ - أَنْتَ .
Fa'il
Fi'il Amar
Tarjamah
أَنْتَ
اِفْعَلْ
= (engkau -lk) kerjakanlah!
أَنْتِ
اِفْعَلِيْ
= (engkau -pr) kerjakanlah!
أَنْتُمَا
اِفْعَلاَ
= (kamu berdua) kerjakanlah!
أَنْتُمْ
اِفْعَلُوْا
= (kalian -lk) kerjakanlah!
أَنْتُنَّ
اِفْعَلْنَ
= (kalian -pr) kerjakanlah!

Contoh dalam kalimat: dari fi'il 
عَمِلَ (= beramal, bekerja) menjadi Fi'il Amar:
اِعْمَلْ لآِخِرَتِكَ
= bekerjalah untuk akhiratmu (lk)
اِعْمَلِيْ لآِخِرَتِكِ
= bekerjalah untuk akhiratmu (pr)
اِعْمَلاَ لآِخِرَتِكُمَا
= bekerjalah untuk akhirat kamu berdua
اِعْمَلُوْا لآِخِرَتِكُمْ
= bekerjalah untuk akhirat kalian (lk)
اِعْمَلْنَ لآِخِرَتِكُنَّ
= bekerjalah untuk akhirat kalian (pr)


Dari fi'il 
أَقَامَ (=mendirikan) menjadi Fi'il Amar:
أَقِمْ صَلاَتَكَ
= dirikanlah shalatmu (lk)
أَقِمِيْ صَلاَتَكِ
= dirikanlah shalatmu (pr)
أَقِمَا صَلاَتَكُمَا
= dirikanlah shalat kamu berdua
أَقِيْمُوْا صَلاَتَكُمْ
= dirikanlah shalat kalian (lk)
أَقِمْنَ صَلاَتَكُنَّ
= dirikanlah shalat kalian (pr)
Dari fi'il كَبَّرَ (=membesarkan) menjadi Fi'il Amar:
كَبِّرْ رَبَّكَ
= besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kamu (lk)
كَبِّرِيْ رَبَّكِ
= besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kamu (pr)
كَبِّرَا رَبَّكُمَا
= besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kamu berdua
كَبِّرُوْا رَبَّكُمْ
= besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kalian (lk)
كَبِّرْنَ رَبَّكُنَّ
= besarkanlah (agungkanlah) Tuhan kalian (pr)

Sebagai catatan, bila huruf akhir yang sukun dari sebuah Fi'il bertemu dengan awalan Alif-Lam dari sebuah Isim Ma'rifah, maka baris sukun dari huruf akhir fi'il tersebut berubah menjadi baris kasrah. Contoh:
الصَّلاَةَ
+
أَقِمْ
=
أَقِمِ الصَّلاَةَ
(=shalat)
(=dirikanlah)
(=dirikanlah shalat)


1. Ada berbagai macam cara untuk membentuk kata kerja.

yaitu seperti yang dijelaskan pada kitab ini: dibentuk dari fi’il mudhari dengan kata ganti orang kedua dengan menghilangkan huruf ta diganti dengan alif, lalu huruf terakhir di sukunkan.

Contoh: taktubu menjadi uktub

Ada lagi cara yaitu dibentuk dari fi’il mudhari dengan kata ganti orang ketiga (pria), dengan mengganti huruf ya dengan alif dan mensukunkan huruf terakhir, contoh:

Yajlisu menjadi ijlis (  يَجْلِسُ   menjadi   اِجْلِسْ      )

   2. Jika kata perintah didahului oleh kata lain, hamzah dihilangkan dalam pengucapan. ( tetap ada jika dalam penulisan )
Contoh:

يا أحمد اكتب  = Yaa Ahmaduk tub  =  Wahai Ahmad tulislah !

اكتب و اقرأ  = uktub waq ra’  = Tulislah dan bacalah!

       3. Tidak semua kata kerja berpola seperti di atas, ada juga kata kerja yang tidak beraturan seperti makan. Contoh:

Ya’kul menjadi kul   =  يَأْكُلُ  menjadi  كُلْ

    4. Jika kata kerja diikuti oleh alif lam ( hamzatul wasl ), maka kata kerja mempunyai huruf akhir yang berakhiran kasrah ( i ). Contoh:

Buka lah pintu itu ! = Iftahil baaba  =  افتح الباب

Catatan untuk kata yaftahu, kata kerjanya menjadi iftah (huruf pertama kasrah, karena huruf ta itu fathah)

       5. Lihat gambar di bawah, untuk orang ketiga tunggal ( pria ) kata kerja untuk pergi adalah idzhab.  Sedangkan untuk  jamak ( pria ) adalah idzhabuu. Untuk orang ketiga tunggal (wanita) adalah idzhabii , sedangkan jamak wanita adalah idzhabna.





             6. Lihatlah gambar dua yang saya tandai kotak warna biru. Lokasinya pada tanda terakhir. Pada pelajaran ini, diterangkan bahwa selain berarti maka, fa (ف ) juga dapat mempunyai arti karena. 
      Contohnya pada kalimat yang di tandai kotak biru. Kalimat itu “ iftahin nawaafidza yaa ‘Abdallah fa innal ghurfata muzhlimatun wal jawwa haarun” mempunyai arti : Buka lah jendela jendela itu wahai Abdullah karena ruangan ini gelap dan cuacanya panas.

Kosa kata baru

Sepatu (حذاء ) , kalajengking (عقرب ) , asing (غريب ) , mengantuk (نعسان ) , gelap (مظلم ) , menyapu (كنس        يكنس  ) , memandang (نظر         ينظر ) , diam (سكت        يسكت   ) , mengumpulkan (  جمع     يجمع   ) ,  memasak (طبخ        يطبخ   ) , memotong (قطع          يقطع  ) , mencukur (    حلق          يحلق  ) , beribadah (عبد        يعبد   ) , mengetahui (  علم         يعلم  ) , mencegah (  منع         يمنع  ) , kembali ( عاد   يعود  )
















BAB III
KESIMPULAN

Fi’il amar adalah fi'il yang berisi pekerjaan yang dikehendaki oleh Mutakallim (pembicara) sebagai orang yang memerintah agar dilakukan oleh Mukhathab (lawan bicara) sebagai orang yang diperintah.
Pelaku fi’il amar yaitu dhomir mukhatab yaitu
اَنْتَ = اِفْعَلْ
اَنْت = اِفْعَلِيْ
اَنْتُمَا = اِفْعَلاَ
اَنْتُنَّ = اِفْعَلُوْا
اَنْتُمْ = اِفْعَلْنَ
Cara membuat Fi’il Amar ada 3 cara, yaitu:

1. Tsula tsiy mujarrod
Cara membuat 
فِعِلْ الأَمَرْ bagi fi’il yang asli tiga huruf ialah berpedoman kepada fi’il mudhori’nya dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Ya’ mudhori’ dibuang.
b. Bila setelah dibuang ya’ mudlora’ahnya, huruf permulaanya , terdiri dari huruf hidup (dlomah atau fathah atau kasroh) maka langsung itulah yang menjadi fi’il amarnya tanpa ada tambahan.
c. Apabia setelah dibuang ya mudlora’ahnya itu huruf permulaanya, terdiri dari hamzah sukun, maka boleh mengikuti cara pertama, atau mengikuti cara pertama, atau mengikuti cara kedua dengan membang hamzah sukun itu.
2. Tsula tsiy mazid dan ruba’iy
Bagi fi’il tsula tsiy mazid dan ruba’iy, cara membuat fi’il amarnya sama, yaitu dengan memperhatikan fi’ il madhi’ dan fi’il mudhori’nya. Jumlah huruf dan harokat fi’il amar, sama dengan fi’il madhi’nya. Hanya saja huruf kedua sebelum akhir, mengiuti fi’il mudhori’nya.










DAFTAR PUSTAKA

Muhammad, Abubakar,1982, Tata Bahasa bahasa Arab Surabaya: Al-ikhlas
http://www.freewebs.com/arabindo/w13.htm
Anwar, Moch, 1992. Ilmu Nahwu. Bandung : Sinar Baru Algensindo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar