Rabu, 03 Juni 2015

Isim berdasarkan jumlah

Makalah Isim berdasarkan jumlah

Oleh :
AHMAD RISAL SM

Bab II
PEMBAHASAN
Pengelompokan Isim Berdasarkan Jumlahnya
Berdasarkan jumlah atau kuantitasnya, isim (kata benda) di bagi menjadi tiga: mufrad, mutsanna, dan jamak.
A.    Mufrad (المُفْرَدُ)
Mufrad adalah isim (kata benda) yang menunjukkan satu (tunggal). Artinya memiliki satu muatan saja, sepertiمُحَمَّدٌ ,رَجُلٌ ,قَلَم  dn lain sebagainya. Sebagian ahli gramatika arab mengatakan definisi isim mufrad adalah isim yang bukan mutsanna, jamak,atau mulhaq kepada mutsanna atau jamak, bukan pula isim-isim yang lima (al asma’ alkhomsah). Isim-isim yang lima itu adalah:فو,حم, أخ, أب  ,ذو. Isim-isim ini memang berarti satu, tetapi tanda-tanda I’rabnya tidak seperti-isim mufrad. Isim-isim ini ketika rafa’memakai waw (و) pada akhirnya, ketika nasb memakai alif (ا) ketika jar memakai ya (ي), dengan syarat keadaan isim-isim yang lima ini dimufradkan, diidhofahkan, (disandarkan kepada isim lainya) dan mukabbar. Sedangkan mufrad rafa’nya memakai dhomah, nasabnya memakai fathah dan jarnya memakai kasroh.
Jadi, isim mufrad adalah isim yang menunjukkan dan memiliki muatan satuyang bukan isim-isim yang di kecualikan di atas.
Contoh:
كِتَابٌ                                                                                   (sebuah buku)
قَلَمٌ                                                                                       (sebuah pena)
رَجُل                                                                                     (seorang laki-laki)
كرةٌ                                                                                       (sebuah bola)
قِطٌّ                                                                                       (sekor kucing)
  كُوْبٌ                                                                                  (sebuah gelas)
 مَسْجِدٌ                                                                                 (sebuah masjid)
قِرْطَاس                                                                                  (selembar kertas)
B.     Mutsanna (المثني)
      Mutsanna (tatsniah) adalah isim yang memuat dua (benda/orang) dengan kesesuaian (kesamaan) lafadznya dan maknanya, dengan menambah alif dan nun atau ya dan nun pada akhirnya. Dan tambahan tersebut memang pantas dihilangkan (di tiadakan).
Dari devinisi tersebut diatas, dapatlah diuraikan keadaan mustanna sebagai berikut:
1.      Dua hal (baik orang/benda) yang dimuat oleh mutsanna haruslah sesuai lafadz dan maknanya.
Contoh yang sesuai:
رَجُل diubah menjadi  رَجُلَانِ
قَلَمٌ diubah menjadi قَلَمَان
كِتَابٌ diubah menjadi كِتَابَان  
Contoh yang tidak sesuai lafadznya:
 قَلَم danكتَاب  diubah menjadi كِتَابَان atau قَلَمَان
Contoh yang tidak sesuai maknanya
أَسَد (dengan makna hakiki: singa dan makna majazi lelaki: pemberani) diubah menjadiأَسَدَانِ.
2.      Tambahan alif-nun atau ya-nun (yang menjadi tanda mutsanna) memang pantas dihilangkan. Maka jika tambahan tersebut tidak layak dihilangkan, tidak dinamakan isim mutsanna (tatsniah), tetapi disebut mulhaq (yang dianggap sama) dengan isim mutsanna. Contohnya:
اِثْنَتَانِ/اِثْنَيْنِ tidak boleh dibuang tambahannya menjadi  اثْنٌ
C.     Jama’ (الجمع).
Jamak adalah isim yang memuat (benda atau orang) tiga atau lebih dengan tambahan pada akhirannya seperti: كَاتِبُوْنَ, كَاتِبَاتُ, سَالِمِيْنَ, مُسْلِمُوْنَ dan lain sebagainnya atau bangunan kata (aslinya) mengalami perubahan, seperti: كُتُبٌ, رِجَالٌ, اَقْلَامٌ  dan lain sebagainya.
            Jamak di bagi menjadi dua yaitu: Jamak taksir ( جمع تكسير) dan jamak salim
1.      Jamak taksir ( جمع تكسير )
Jamak taksir adalah kata isim yang memuat lebih dari dua (orang atau benda) dan bentuk mufradnya berubah tidak beraturan sebagaimana yang lazimnya (baku) ketika dijamakkan.
Contohnya:
 كِتَابٌ menjadi  كُتُبٌ
عَالِم menjadi عُلَمَاء
اَنْبِيَاء menjadi نبي
قَلَم menjadi اَقْلَام
Perubahannya adakalanya menambahi huruf, seperti اَقْلَامٌ (jamak dari kata قَلَمٌ), قُلُوْبٌ(jamak dari kata قَلْبٌ), مَصَابِيْحُ (jamak dari kata مِصْبَاحٌ).
Ada kalanya mengurangi huruf, seperti تُخْمٌ (jaak dari kata تُخْمَةٌ ), رُسُلٌ (jamak dari kata رَسُوْلٌ) dan adakalanya merubah harakat, seperti: اُسُدٌ  (jamak dari kata اَسَدٌ )
2.      Jamak salim جمع سالم)
Jamak salim adalah kata (jamak) yang bentuk mufradnya selamat ketika dijamakkan, hanya saja ada huruf tambahan pada akhirnya. Kata سَالِمٌ (bentuk mufrad) dibuat jamak salim menjadi سَالِمُوْنَ hanya menambahi dua huruf pada akhirnya, sementara bentuk atau bangunan mufradnya tetap/masih utuh.
Jamak salim di bagi menjadi dua yaitu : jamak mudzakar salim dan jamak muannats salim.


1.      Jamak mudzakkar salim
            jama’mudzakkar salim adalah kata jamak dengan tambahan wawu-nun (ketika rafa) seperti: قَدْ اَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ. Atau ya-nun ( ketika nasab dan jar), seperti: اَكْرَمَالمُدَرِّسِيْنَ, اِذْهَبْ اِلَي الطَالِبِيْنَ
adapun kata-kata yang dijamakkan dengan jamak mudzakkar salim adalah:
-          Isim alam (kata benda ) untuk mudzakkar áqil (mudzakkar yang berakal) dengan syarat: sepi dari ta’ta’nits dan bukan bentuk tarkib.
Contoh : مُسْلِمُ menjadi مُسْلِمُوْن
-          Sifat untuk mudzakkar áqil dengan syarat : sepi dari ta’marbutoh (ة) tetapi memang layak dimasuki ta’ atau menunjukkan makna tafdhil.
Seperti: كَاتِبٌ menjadi كَاتِبُوْنَ
Dua syarat diatas memberi penjelasan bahwa:
-          Kata nama untuk mudzakkar áqil tetapi meyandang ta’marbutoh diakhirnya seperti:
حمزة (nama seorang laki-laki), atau berupa isim murakkab, seperti سيبويه  )dari سيب danويه), atau sepi dari ta’ta’nits tetapi umtuk nama wanita, seperti زينب maka tidak boleh dijamakkan dengan jamak mudzakkar salim.
-          Sifat untuk mudzakkar áqil yang sepi rdari ta’nits tetapi tidak layak menerimanya (ta’nits), seperti  tidak boleh dijamakkan dengan jamak mudzakkar salim.
-          Tafdhil maksudnya isim tafdhil. Ia berwazan tetapi yang muánnatsnya bukan .
Seperti: menjadi maka tidak boleh. Begitu juga wazan dan seperti atau atau kata yang bisa digunakan untuk mudzakkar dan muannats. Seperti: (yang terluka).
-          Yang dimaksud dengan kata yang sepi dari ta’nits seperti: . dua contoh tersebut muannatsnya karena bisa menerima ta’.


2.      Jamak muánnats salim
      Jamak muánnats salim kata jamak dengan tambahan alif dan ta’pada akhirnya. Seperti:  مَدْرَسَاتُ, صَا لِحَاتُ, هِنْدَاتُ dll.
Katb yang dijamakkan dengan jamak muánnats salim antara lain:
-          Isim álam (kata nama) untuk muánnats, seperti:  هِدَايَةٌ, مَائِدَةٌ, فَاطِمَةٌ, مَرْيَمُ (semua nama untuk wanita), maka menjadi هِدَايَاتُ, مَائِدَاتُ, فَاطِمَاتُ, مَرْيَمَاتُ dst.
-          Kata benda (isim) yang diakhiri dengan ta’ta’nits, seperti:  شَجَرَةٌ(pohon), ثَمْرَةٌ(buah), حَمْزَةٌ(nama lelaki), dan sebagainya. Ada beberapa kata yang diakhiri ta’ta’nits tetapi tidak boleh dibuat jamak muánnats salim, antara lain:  مِلَةٌ, شِفَهٌ, اُمَةٌ, شَاةٌ, اِمْرَاَةٌ jamaknya شفاه, اُمَمٌ,اِمَاءٌ, شِيَاهٌ/غَنَمٌ, نِسَاءٌdan مِلَلٌ.
-          Sifat untuk muánnats yang diakhiri ta, seperti:  مُرْضِعضةٌ(yang menyusui),  صَالِحَةٌ(yang solehah), dsb. Atau muánnats dari isim tafdhil, seperti فُضْلَي(wanita yang utama). Jadi, walaupu sifat untuk muánnats tetapi tidak diakhiri ta’seperti: حَائِضٌ(wanita yang haid),حَامِلٌ  atau yang bisa dipskai untuk muánnats dan mudzakkar, seperti: جَرِيْحٌ, صَبُورٌ.
-          Sifat mudzakkar yang tidak berakal, seperti: جبل شاهق(gunung yang tinggi), kata جبلhukumnya mudzakkar, jika dijamakkan maka hukumnya menjadi muánnats. Maka kata menyifati  جَبَلٌ juga enjadi muánnats, jadilah جَبَالٌ شَاحِقَاتُ(gunug-gunung yang tinggi)
-          Masdar yang terdiri lebih dari tiga huruf, yang bukan untuk penuat maksud kata kerjanya (fiílnya). Seperti تَرْبِيَاتُ, تَعْرِيْفَاتُ, اِكْرَمَاتُdst. Sebab ada masdar yang digunakan sebagai penguat kata kerjanya, seperti: اَكْرَمَ زَيْدٌ اِكْرَامًا (zad memulyakannya dengan benar-benar memulyakanya)
-          Isim mushaghor(مصغر) mudzakkar untuk benda yang tidak berakal, seperti: dst قُلَيْمَاتُ, كُتَيِبَاتُ دُرَيْهِمَاتُ.
-          Isim yang diakhiri dengan alif ta’nits mamdudah, sperti:   خَضْرَاء (sayuran) menjadi حَضْرَاوَاتُ صَحْرَاءُ (gurun) صَحْرَوَاتmenjadi,  عَذْرَاء (perawan) menjadi عذرَوَات dst.
-          Isim yang diakhiri dengan alif ta’nits maqshuroh, seperti:  ذِكْرَي(peringatan) menjadi فُضْلَي, ذِكْرَيَاتُ (yang lebih utama) menjadi فُضْلَيَاتُ  حُبْلَي(yang hamil) menjadi حُبْلَيَاتُdst. Dikecualikan itu yang berwazan   فُعْلَي(muánnats dari فُعْلَانُ ), maka tidak boleh djamak muánnats salim.
-          Nama untuk suatu yang tidak berkal (ghoiru áqil) yang didahului oleh kata  اِبْنُatau ذُوْ/ذِيْseperti:  اِبْنُ اَوَي (serigla/anjing hutan) menjadi ذُوْالقَعْدَةِ, بَنَاتَ اَوَي (bulan dzulqo’dah) menjadi ذَوَاتُ القَعْدَةِ
-          Isim ajam (yakni kata yang bukan dari bahasa arab) jamaknya denag jamak muánnats salim seperti تِلِغْرَافُ(telegraph) menjadi  تِلِغْرَفَاتُ (telephon) تِلْفُوْن menjadi  بَرْنَامَجُ,تِلْفُوْنَاتُ(jadwal) berasal dari bahasa persia,رُزْنَامَةٌ  (kalender) berasal dari bahasa persia.
Jika ada isim atau sifat yang tidak sesuai dengan ketentuan diatas maka tidak boleh dijamakkan muánnats salim, kecuali didengar langsunga dari orang arab (simaí) seperti:اَهْلٌ, سِجْلٌ, اُمٌ, اَرْضٌ, سَمَاءٌ  jamaknya: اَهْلَاتُ, سِجْلَاتُ, اُمَهَاتُ, اَرْضَاتُ, سَمَاوَاتُdst.
Kemudian kata yang mulhaq kepada jamak muánnats salim adalsh اوْلَات(bermakna :صَاحِبَاتُpara wanita yang memiliki)dan nama (sesuatu)  yang memang bentuknya seperti jamak muánnats salim, seperti: عَرَفَاتُ(tempat wukuf) dan اَذْرَعَات (sebuah kota dinegara syam).

Contoh-contoh isim mufrad dalam kalimat :
تعب العامل                          pekerja itu kecapekan
 حضرالمهندس                        telah hadir seorang dosen
نَادَيْتُ البَائِعَ                         saya memanggil seorang pedagang
فَتَحْتُ البَابَ                        saya membuka sebuah jendela
قَرَأْتُ الكِتَابَ                        saya membaca sebuah buku
رَأَيْتُ النَجْمَ                          saya melihat sebuah bintang
حَضَرَ الرَجُلُ                         telah datang seorang laki-laki
كَتَبْتُ الرَساَلَةَ                        saya telah menulis sebuah surat
ذَهَبْتُ اِلَي المَسْجِدِ                   saya pergi kemasjid
كَتَبَ عَلِيٌ الدَرْسَ                    ali menulis pelajaran
جَلَسَ الوَلَدُ                           seorang anak laki-laki duduk


Contoh-contoh mutsanna dalam kalimat:
كِتَابَانِ عَلِيٍ                          dua buku ali
دَرْسَانِ اللُغَةِ                          dua pelajaran bahasa
الرَجُلَانِ قَوِيَانِ                        dua orang laki-laki yang kuat
المَسْجِدَانِ المُسْلِم                     dua masjid muslim
بَابَانِ البيَتِ                          dua pintu rumah
المُحَاضِرَانِ يُعَلِمَانِ                    dua dosen mengajar
العَامِلَانِ يُعَلِمَانِ                      dua orang pekerja sedang bekerja
القِطَانِ اَمَامَ البَيْتِ                   dua ekor kucing didepan rumah
قَلَمَانِ الاُسْتَاذِ                        dua buah pena ustadz
مَكْتَبَانِ الفَصْلِ                       dua buah meja kelas
الصِبْيَانِ يَلْعَبَانِ                        dua balita bermain
الوَالِدَانِ فِي البَيْتِ                    dua orang tua dirumah
Contoh-contoh jamak taksir dalam kalimat:
لِلْاُسْتَاذِ ثَلَاثَةُ اَقْلَامٍ                  seorang ustadz mempunyai tiga buah pena
لِي خَمْسَةُ كُتُبٍ                       saya mempunyai lima buku
رُسُلُ اللهِ                              utusan-utusan Allah
مَسَاجِدُ المُسْلِمِ                       masjid-masjid muslim
مَدَارِسَ الاِسْلَامِيَةِ                    sekolah-sekolah islam
دُرُوْسُ اللُغَةِ                           pelajaran-pelajaran bahasa
اَبْوَابُ البَيْتِ                         pintu-pintu rumah
قِرَاطِسُ الكِتَابِ                      kertas-kertas buku
رَأَيْتُ النُجُوْمَ                         saya melihat bintang-bintang
مَكَاتِبَ الفَصْلِ                       meja-meja kelas

Contoh-contoh jamak muzdakkar salim dalam kalimat:
الطَالِبُوْنَ يَقْرَأُ القُرْاَنَ                  para pelajar membaca alqurán
المُسْلِمَوْنَ يُصَلُوْنَ                     para muslim sedang shalat
الكَاتِبُوْنَ يَكْتُبُوْنَ                     para penulis sedang menukis
نَادَيْتَالبَائِعِيْنَ                          saya memanggil ara pedagang
حَضَرَالمُهَنْدِسُوءنَ                      telah hadir para profesor
حَضَرَالحَاضِرُوْنَ                       telah hadir para audien
Contoh-contoh jamak muánnats salim dalam kalimat:
اَثْنَيْتُ عَلَي المُهَنْدِسَاتُ               saya memuji para profesor
صَلَتْ المُسْلِمَاتُ                     telah shalat para muslimat
تَعَلَمَتْ الطَالِبَاتُ                     telah belajar para mahasiswi
دَعَوْتُ المًؤمِنَاتُ                      saya memanggil para mukminat
حَضرَتْ الفَاطِمَاتُ                   telah hadir para fatimah
جَلَسْتُ تَحْتَ الشَجَرَاتِ             saya duduk dibawah pepohonan











Bab III
Kesimpulan
            Jadi dalam pengelompokkan isim yang berdasarkan jumlahnya dibagi kedalam tiga bagian yaitu mufrad, mutsanna dan jamak.
            Mufrad adalah isim (kata benda) yang menunjukkan satu (tunggal). Artinya memiliki satu muatan saja.
            Mutsanna (tatsniah) adalah isim yang memuat dua (benda/orang) dengan kesesuaian (kesamaan) lafadznya dan maknanya, dengan menambah alif dan nun atau ya dan nun pada akhirnya.
            Jamak  adalah isim yang memuat (benda atau orang) tiga atau lebih dengan tambahan pada akhirannya.
            Jamak di bagi menjadi dua, jamak taksir dan jamak salim. Sedangkan jamak salim dibagi menjadi dua lagi yaitu jamak mudzakkar salim dan jamak muánnats salim.











Daftar Pustaka
Nu’mah fuad, 2010, kaedah bahasa arab praktis, medan Darussalam Publishing. 
Ali Musthofa, 2005, nahwu wadih, Ponorogo Darussalam Press.
Abu Sahro, 2003, kitab aishar mudah memahami bahasa arab dasar, Klaten, Wafa Press.
Anas Idhoh, 2009, Ilmu shorof lengkap, Pekalongan, Al-Asri.
Salimuddin, Tata Bahasa Arab Untuk Mempelajari Alqur’an, Sinar Baru Algensindo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar