Rabu, 03 Juni 2015

ISIM FAIL, BENTUK DAN APLIKASINYA

ISIM FAIL, BENTUK DAN APLIKASINYA
Makalah Ini Disusun 
Oleh ;
AHMAD RISAL SM

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sebagai seorang muslim kita tahu bahwa bahasa arab merupakan bahasa yang dipakai dalam Al Qur’an dan Al Hadist. Kita juga tahu bahwa Al Qur’an dan Al Hadist merupakan sumber ajaran agama islam yang dijadikan pedoman bagi umat manusia dalam menuntun manusia menuju arah keselamatan. Artinya sudah seharusnya kita sebagai muslim mengkaji dan memahami benar ajaran agama islam tersebut jika kita ingin mendapatkan keselamatan baik didunia maupun diakhirat nanti.
Dan untuk bisa mempelajari dan memahami Al Qur’an diperlukan sebuah ilmu ( Shorof dan Nahwu ) yang erat kaitannya mengenai penafsiran tiap kata dalam Al Qur’an ataupun dalam Al Hadist sehingga maksud dan tujuan – Nya bisa kita pahami.
B.     Rumusan Masalah
Ilmu Nahwu disebut bapak Ilmu, sebab Ilmu Nahwu digunakan untuk membereskan setiap kalimat dalam susunannya, I’rabnya, bentuk dan sebagainya.
Sedangkan Ilmu Shorof disebut induk segala Ilmu sebab ilmu Shorof itu melahirkan bentuk setiap kalimat, sedangkan kalimat itu menunjukkan bermacam – macam ilmu. Kalau tidak ada kalimat lafadz, tentu tidak akan ada tulisan. Tanpa tulisan sukar mendapatkan ilmu. Yang kita bahas ini tentunya  dalam ruang lingkup Ilmu yang berasal dari Al Qur’an maupun kitab – kitab yang bertuliskan huruf arab. Salah satu materi dalam Ilmu Shorof ialah tentang Tasrif dan didalam Tasrif tersebut kita juga mempelajari mengenai Isim Fail. Tentunya kita bertanya – tanya apa sih itu Isim Fail dan bagaimana sih  bentuk serta aplikasinya dalam kalimat? Untuk itu dalam makalah ini, sedikitnya kami akan  memperkenalkan mengenai segala penjabaran yang ada hubungannya dengan Isim Fail.



BAB II PEMBAHASAN

A.    Pengertian Isim Fail
Sebelum kita masuk kedalam pengertian Isim Fail, terlebih dahulu kita harus faham mengenai pengertian Isim dan Fail tersendiri, karena jika kata itu kita pisah maka akan menghasilkan pengertian yang berbedadengan Isim Fail.
Isim adalah kata benda, yaitu yang menunjukkan arti benda atau yag dianggap benda[1]. Contohnya  (ﺍﻠﺮﺟﻝ  )  dibaca Arrojulu artinya seorang anak laki – laki, ( ﺍﻠﺤﺟﺮ ) dibaca Alhajaru artinya batu. Dan masih banyak lagi contoh yang lainnya.
Sedangkan Fail ( menurut ulama ahli Nahwu )1 ialah Isim Marfu ( Isim yang di rofa kan ) yang kedudukannya disebutkan setelah Fiilnya. Fail sendiri ditekankan kepada pelakunya. Contohnya ( ﺟﺎﺀ ﺰﻳﺪ ) dibaca Ja’a Zaidun artinya Zaid telah datang. Jika kita akan menentukan Failnya maka ( ﺰﻳﺪ ) lah yang berkedududkan sebagai Fail.
Ketika kita berbicara mengenai Ilmu Tasrif , Isim Fail diartikan sebagai pelaku yang melakukan suatu pekerjaan  dan pekerjaan itu mengikuti kata dasarnya ( Fiil Madlinya )[2]. Contohnya , jika Fiil Madlinya memiliki makna suka menolong (ﻨﺼﺮ  ) dibaca Nashoro, maka Isim Failnya adalah orang yang menolong  (ﻨﺎﺼﺮ  ) dibaca Naasirun. Perlu diketahui bahwa didalam bahasa arab  yang merupakan sebuah kata dasar adalah Fiil Madli yang merupakan kata kerja bentuk lampau. Berbeda halnya jika kita berbicara bahasa Indonesia, dalam bahasa Indonesia, pelaku misalnya kata penolong berasal dari kata dasar tolong.
Dengan seperti itulah maka Isim Fail merupakan bagian dari Isim Musytaq yang artinya isim yang berasal bukan dari bentuk Isim itu sendiri melainkan berasal dari Fiil[3].
B.     Bentuk Isim Fail berdasarkan Dhomirnya
Telah kita ketahui bersama bahwa yang dinamakan Dhomir itu adalah kata ganti, dalam pembelajaran bahasa arab  Dhomir dibedakan menjadi 14 macam[4], diantaranya :
1.      Kata ganti orang ketiga tunggal laki – laki ( Dhomir Mufrod Mudzakar Ghoib ) yaitu ( ﮪﻮ ) dibaca Hua, yang artinya dia anak laki – laki.
2.      Kata ganti orang ketiga dua laki – laki ( Dhomir Tatsniyah Mudzakar Ghoib ) yaitu ( ﮪﻣﺎ ) dibaca Huma,yang artinya mereka ( dua ) laki – laki.
3.      Kata ganti orang ketiga banyak laki – laki ( Dhomir Jamak Mudzakar Ghoib ) yaitu ( ﮪﻢ ) dibaca Hum, yang artinya mereka ( banyak ) laki – laki.
4.      Kata ganti orang ketiga tunggal perempuan ( Dhomir Mufrod Muanats Ghoibah ) yaitu ( ﮪﻲ ) dibaca Hiya, yang artinya dia anak perempuan.
5.      Kata ganti orang ketiga dua perempuan ( Dhomir Tatsniyah Muanats Ghoibah ) yaitu ( ﮪﻣﺎ ) dibaca Huma, yang artinya mereka ( dua ) perempuan.
6.      Kata ganti orang ketiga banyak perempuan ( Dhomir Jamak Muanats Ghoibah ) yaitu ( ﮪﻦ ) dibaca Hunna, yang artinya mereka ( banyak ) perempuan.
7.      Kata ganti orang kedua tunggal laki – laki ( Dhomir Mufrod Mudzakar Mukhotob ) yaitu (ﺃﻨﺖ  ) dibaca Anta, yang artinya kamu anak laki – laki.
8.      Kata ganti orang kedua dua laki – laki ( Dhomir Tatsniyah Mudzakar Mukhotob ) yaitu ( ﺃﻨﺗﻣﺎ ) dibaca Antuma, yang artinya kalian ( dua ) laki – laki.
9.      Kata ganti orang kedua banyak laki – laki ( Dhomir Jamak Mudzakar Mukhotob ) yaitu ( ﺃﻨﺗﻢ ) dibaca antum, yang artinya kalian ( banyak ) laki – laki.
10.  Kata ganti orang kedua tunggal perempuan ( Dhomir Mufrod Muanats Mukhotobah ) yaitu (ﺃﻨﺖ  ) dibaca Anti, yang artinya kamu anak perempuan.
11.  Kata ganti orang kedua dua perempuan ( Dhomir Tatsniyah Muanats Mukhotobah ) yaitu ( ﺃﻨﺗﻣﺎ ) dibaca Antuma, yang artinya kalian ( dua ) perempuan.
12.  Kata ganti orang kedua banyak perempuan ( Dhomir Jamak Muanats Mukhotobah ) yaitu ( ﺃﻨﺗﻦ ) dibaca Antunna, yang artinya kalian ( banyak ) perempuan.
13.  Kata ganti orang pertama tunggal laki – laki ataupun perempuan sama ( Dhomir Mutakallim Wahdah ) yaitu (ﺃﻨﺎ  )  dibaca Anaa, yang artinya saya
14.  Kata ganti orang pertama banyak laki – laki ataupun perempuan ( Dhomir Mutakallim Ma’alGhair wal Muaddim ) yaitu (ﻨﺤﻦ  ) dibaca Nahnu, yang artinya kami ( banyak ) laki – laki ataupun perempuan.






Namun ketika kita menerapkan Isim Fail kedalam Dhomir yang 14, hanya terjadi beberapa perubahan bentuk saja. Artinya tidak semua Isim Fail berubah menjadi 14 macam bentuk, hal ini dikarenakan adanya kesaman bentuk dalam Isim Fail namun tidak mengubah arti Dhomir yang 14 itu[5]. Beberapa perubahan itu diantaranya :
a.       ﻨﺎﺼﺮ ) dibaca Naasirun, artinya laki – laki ( seorang ) penolong. Berlaku untuk kata ganti orang pertama, kedua, ketiga tunggal       ( Mufrod ) laki – laki.
b.      ﻨﺎﺼﺮﺍﻦ ) dibaca  Naasirooni, artinya laki – laki ( dua ) penolong. Berlaku untuk kata ganti orang pertama, kedua, ketiga dua             ( Tatsniyah ) laki – laki.
c.        (ﻨﺎﺼﺮﻮﻦ  ) dibaca Naasiruuna, artinya laki – laki ( banyak ) penolong. Berlaku untuk kata ganti orang pertama, kedua, ketiga banyak ( Jamak ) laki – laki.
d.      ﻨﺎﺼﺮﺓ ) dibaca Naasirotun, artinya wanita ( seorang ) penolong. Berlaku untuk kata ganti orang pertama, kedua, ketiga tunggal       ( Mufrod ) perempuan.
e.       (ﻨﺎﺼﺮﺗﺎﻦ  ) dibaca Naasiro taani, artinya wanita ( dua ) penolong. Berlaku untuk kata ganti orang pertama, kedua, ketiga dua             ( Tatsniyah ) perempuan.
f.       ﻨﺎﺼﺮﺍﺖ ) dibaca Naasirootun, artinya wanita ( banyak ) penolong. Berlaku untuk kata ganti orang pertama, kedua, ketiga banyak       ( jamak ) perempuan.
g.      (ﻨﻮﺍﺼﺮ  ) dibaca Nawaasiru, artinya laki – laki ataupun wanita        ( banyak orang ) penolong.


C.     Aplikasi Isim Fail dalam Kalimat.
Dalam aplikasi kalimat biasanya orang – orang jarang menggunakan Isim Fail, mereka lebih memilih menggunakan Failnya saja dan merangkainya dengan  sebuah Fiil. Meskipun secara penggunaan bahasa, Isim Fail jarang di  gunakan dalam kalimat, namun secara tata bahasa arab Isim Fail bisa diterapkan dalam membentuk sebuah kalimat. Contohnya saja  ( ﻋﻠﻰ ﺴﺤﺮﺍ ﮪﻮ ﺍﺤﻣﺪ  ﻨﺍﺼﺮ ﻋﻤﺮﺍ )  dibaca Hua Ahmad Naasirun Amron Ala Saharon, artinya Ahmad adalah orang yang menolong Amar pada waktu Sahur. Yang menjadi Isim Fail adalah ( ﻨﺎﺼﺮ ) dibaca Naasirun, yang artinya orang yang menolong. Berbeda ketika kita membuat contoh seperti ( ﺍﺤﻣﺪ ﻳﻨﺼﺮ ﻋﻤﺮﺍ ﻋﻠﻰ ﺴﺤﺮﺍ ) dibaca Ahmad Yansuru Amron Ala saharon, yang artinya Ahmad menolong  Amar pada waktu sahur. Dalam contoh kali ini tidak ada Isim Fail, namun yang ada hanyalah Fail, dan yang berkedudukan menjadi Fail adalah Ahmad. Sepintas mungkin kita berfikir bahwa tidak ada perbedaan antara Fail dan Isim Fail ketika kalimat itu sudah di artikan kedalam bahasa indonesia namun  berbeda ketika kita sudah faham dan mengenal betul tentang ilmu Tasrif.


BAB III. PENUTUP

A.    Kesimpulan
Setelah kita mempelajari  ilmu Tasrif khususnya Isim Fail, tentunya kita sudah mengenal dan tahu bahwa Isim Fail itu merupakan pelaku yang melakukan pekerjaan. Isim Fail juga merupakan bentuk dari Isim Musytaq yang artinya Isim yang berasal dari Fiil bukan dari Isim itu sendiri. Secara sederhana berarti kita juga bisa membedakan antara mana yang termasuk Isim Fail dan mana yang dinamakan Fail tersendiri.

B.     Saran
Dengan adanya pembelajaran mengenai Isim Fail, di harapkan kita bisa memacu semangat kita untuk lebih memperdalam dan mempelajari ilmu Tasrif, karena didalam ilmu Tasrif bukan hanya membahas mengenai Isim Fail saja namun masih banyak lagi materi – materi lain yang tidak kalah pentingnya dengan Isim Fail. Dan mudah – mudahan hal itu akan menjadi dorongan untuk kita jika kita menginginkan untuk bisa mempelajari Al Qur’an maupun buku – buku yang menggunakan bahasa arab, karena sesungguhnya semua ilmu berasal dari Al Qur’an.


DAFTAR PUSTAKA

1.          Anwar, K. H Mochammad. 1992. Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al – Ajurumiyyah dan ‘Imrithy edisi ke dua. Sinar Baru Algensindo : Bandung
2.          Anwar, K. H Mochammad. 1987. Ilmu Sharaf  Terjemahan Matan Al Kailani dan Nazham Almaqsud edisi ke tiga. Sinar Baru Algensindo : Subang
3.          Efendi, K. H Khoer. 1989 / 1410 H. Matan Bina Tasrifan. Yamida copy printing dan offset : Tasikmalaya
4.          Ma’shun, H. Abdullah. 1992. Kitab Al – Amsilatut – tasrifiyah. CV pustaka Al Alawiyah : Semarang

1 komentar:

  1. Bagi seorang muslim dan muslimah sudah seharusnya Kita memiliki semangat dan ghirah dalam mempelajari bahasa arab. Terlebih lagi bahasa arab dan wasilah bagi kita dalam mengenal ilmu syari.
    Antum Artinya Aina Artinya Ufa Bunga SMartphone

    BalasHapus