MAKALAH ISIM MAUSUB
Oleh :
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Bab II Isi
A. Bagian isim-isim manshub
B. Isim-isim yang majrur
KATA PENGANTAR
Bissmillahirohmanirrohim….
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang selalu menganugrahkan nikmat-Nya kepada kita semua. Sholawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada nabi besar kita Nabi Muhammad SAW yang membawa rahmat bagi seluruh alam, kepada keluarganya, para sahabatnya dan semoga sampai kepada kita sebagai umatnya, amin.
Berdasarkan tugas yang kami dapatkan dari berbagai guru yang bersangkutan, syukur alhamdulillah kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah tentang “Isim manshub “ yang merupakan salah satu tugas mata pelajaran Bahasa Arabkelas XI.
Ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini, semoga menjadi suatu ibadah dan semoga Allah SWT membalasnya dengan sesuatu yang lebih baik, amin. Kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita. Aamiin.. !!
Ciro-ciro'e, 31 Mei 2014
Penyusun
|
BAB I
PENDAHULAN
PENDAHULAN
A. Latar Belakang
Latar belakang kami menyusun makalah ini ialah ketika kami mendapat tugas dan minimnya pengetahuan murid terhadap ilmu yang akan kami buat dalam makalah ini. Serta kami berharap dalam penulisan makalah ini, dapat mewujudkan banyak murid yang memahami lebih jauh lagi tentang isim manshub.
B. Rumusan Masalah
· Apa saja pengertian Khobar Kaana, Isim Inna, Haal, Munaada,Tamyiiz dan Tawabi.
C. Tujuan Penulisan
Agar lebih mengenal lagi tentang kaidah-kaidah dalam Bahasa Arab khususnya isim manshub. Serta menambah ilmu yang insya alloh akan sangat bermanfaat.
BAB II
ISI
A. Bagian Isim-isim yang manshub
Suatu Isim menjadi manshub dalam 11 keadaan:
- Khobar Kaana (خبر كان)
Yaitu setiap khobar mubtada’ yang dimasuki oleh kaana atau saudaranya.
Misal : كان الكتابُ جديدًا ( Kaana al kitaabu jadiidan) = (Adalah/dahulu) Buku itu baru.
Kata جديدًا (= baru) merupakan khobar kaana, karena kata tersebut awalnya khobar mubtada’, setelah dimasuki kaana, maka istilahnya bukan khobar mubtada’ lagi, tetapi “khobar kaana”.
- Isim Inna (اسم إن) Yaitu setiap mubtada’ yang dimasuki oleh inna atau saudaranya.
Misal : إنَّ الكتابَ جديدٌ (inna al kitaabu jadiidun) = Sesungguhnya buku itu baru.
Kata الكتابَ (= buku) merupakan isim inna, karena karena kata tersebut awalnya mubtada’, setelah dimasuki inna, maka istilahnya bukan mubtada’ lagi, tetapi “isim inna”
- Haal (الحال) Yaitu isim nakiroh lagi manshub yang menjelaskan keadaan fa’il atau keadaan maf’ul bih ketika terjadinya suatu perbuatan (merupakan jawaban dari “bagaimana” terjadinya perbuatan tersebut)
Misal : جاء الولد باكيا (jaa-a al waladu baakiyan) = Anak itu datang dalam keadaan menangis.
Kata باكيا (=menangis) merupakan haal, karena menjelaskan keadaan subjek.
4. Munada’ (المنادى) Yaitu isim yang terletak setelah salah satu diantara alat-alat nida’ (kata panggil).
Misal : يا رجلا (yaa rojulan) = Wahai seorang lelaki!
Kata رجلا (= seorang lelaki) merupakan munada’, karena didahului oleh يا (= wahai) yang merupakan salah satu alat nida’.
Misal : يا رجلا (yaa rojulan) = Wahai seorang lelaki!
Kata رجلا (= seorang lelaki) merupakan munada’, karena didahului oleh يا (= wahai) yang merupakan salah satu alat nida’.
5. Tamyiiz (التمييز) Yaitu isim nakiroh lagi mansub yang disebutkan untuk menjelaskan maksud dari kalimat sebelumnya yang rancu.
Misal : اشتريتُ عشرين كتابا (Istaroitu ‘Isyriina kitaaban) = Saya membeli dua puluh buku.
Kata كتابا (= buku) merupakan tamyiiz, karena buku tersebut menjelaskan ”dua puluh”, jikalau tidak ada kata “buku”, maka kalimat menjadi tidak jelas, “Saya membeli dua puluh”.
Misal : اشتريتُ عشرين كتابا (Istaroitu ‘Isyriina kitaaban) = Saya membeli dua puluh buku.
Kata كتابا (= buku) merupakan tamyiiz, karena buku tersebut menjelaskan ”dua puluh”, jikalau tidak ada kata “buku”, maka kalimat menjadi tidak jelas, “Saya membeli dua puluh”.
6. (Tawabi’)
Pembahasan tentang tawabi’ dari isim manshub telah di bahas pada pembahasan tawabi dari isim marfu’.
اَلتَّوَابِعُ
1. اَلنَّعْتُ — نَعْتٌ / مَنْعُوْتٌ
2. اَلْعَطْفُ — عَطْفٌ / مَعْطُوْفٌ
3. اَلتَّوْكِيْدُ — تَوْكِيْدٌ / مُؤَكَّدٌ
4. اَلْبَدَلُ — بَدَلٌ / مُبْدَلٌ مِنْهُ
B. Isim-isim yang majrur
Suatu isim menjadi majrur dalam 2 keadaan:
- Di dahului oleh huruf jar (سبقه حرف جر)
Misal : خرجتُ من المنزلِ (khorojtu minal manzili) = Saya keluar dari rumah.
Kata المنزلِ (= rumah) merupakan isim majrur, karena didahului oleh مِن (min = dari) yang merupakan huruf jar.
- Mudhof Ilaih (مضاف إليه)
Yaitu isim yang disandarkan ke isim sebelumnya.
Misal : اشتريتُ خاَتِمَ حديدٍ (Isytaroitu khotima hadiidin) = Saya membeli cincin besi.
Kata حديدٍ (= besi) merupakan mudhof ilaih, karena disandarkan kepada خاَتِمَ (= cincin) yang maknanya cincin yang terbuat dari besi.
Tambahan
Selain keadaan-keadaan tersebut, ada satu keadaan yang dapat menyebabkan suatu isim menjadi marfu’, atau manshub, atau majrur, tergantung kata sebelumnya, jika kata sebelumnya marfu’ maka isim tersebut menjadi marfu’, jika manshub maka manshub, dan jika majrur maka majrur. Keadaan tersebut dinamakan Taabi’ (تابع).
Misal :
جاء رجلٌ كريمٌ (jaa-a rojulun kariimun) = Telah datang seorang lelaki yang mulia
رأئتُ رجلاً كريماً (ra-aitu rojulan kariiman) = Saya melihat seorang lelaki yang mulia
مررُ برجلِ كريمٍ (marortu bi rajulin kariimin) = Saya berpapasan dengan seorang lelaki yang mulia.
Perhatikan setiap kata كريم (kariim) pada tiga kalimat di atas, i'robnya sesuai dengan kata sebelumnya.
Pada kalimat pertama i'robnya rofa' karena sebelumnya (yaitu رجلٌ ) ber-i'rob rofa'.
Pada kalimat kedua, i'robnya nashob' karena sebelumnya (yaitu رجلاً) ber-i'rob nashob.
Demikian juga pada kalimat ketiga, i'robnya jar karena sebelumnya (yaitu رجلِ ) ber-i'rob jar.
Taabi’ (تابع) ini dibagi menjadi empat jenis, yaitu na’at (النعت), athof (العطف), taukid (التوكيد), dan badal (البدل).
Pada tiga contoh kalimat di atas, termasuk jenis na'at.
BAB III
PENUTUPAN
1. Kesimpulan
Isim manshub terbagi kepada 12 bagian yang enamnya telah disanpaikan oleh kelompok sebelumnya, jadi kami penyusun hanya menulis setengah dari yang telah dijelaskan oleh kelompok sebelumnya. Yaitu pengertian khobar inna, isim kana, munada, tawabi tamyiiz dan haal.
2. Saran
Penyusun mengucapkan banyak mohon ma’af karena ketidak sempurnaan kamimenyusun makalah ini, maka atas dasar itu kami berharap saran atau kritik agar kami bisa lebih baik lagi dalam membuat makalah selanjutnya. Terima kasih..!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar